Milad Raya Aksara
Beberapa hari
yang lalu tepatnya hari rabu, 12 Februari kami menghadiri launching buku yang
diselenggarakan oleh komunitas Raya Aksara dengan tema Raya Karya. Yang menarik
dari acara tersebut selain melaunching empat buku sekaligus juga bertepatan
dengan hari lahirnya komunitas Raya Aksara yang ke 2/3 tahun, maaf saya lupa. Intinya,
acara tersebut diselenggarakan oleh suatu komunitas untuk tetap menjaga eksistensi
dunia perbukuan, dunia baca tulis.
Hal yang
menarik menurut saya pribadi bukan tentang seberapa ramai peserta atau seberapa
meriah acara itu. Namun, yang menarik ialah: masih ada orang-orang gila yang
tetap ingin bergelut dalam dunia perbukuan kendati mereka tahu seperti apa
minat baca di bumi Khatulistiwa ini. Kita semua tahu bahwa minat baca negeri kita
tercinta ini berada di peringkat dua dari bawah, hal itu juga disampaikan oleh
moderator dalam acara.
Bicara
soal minat baca, tentu saling berkaitan dengan penjualan buku. Terutama karya-karya
lokal yang tentu membutuhkan tenaga begitu besar agar karya tulis itu dibeli
orang lain. Sedekat pengetahun saya tentang pembeli/pembaca; bahwa para pembeli
buku karya lokal (yang diterbitkan penerbit lokal) tidak ada orang lain
melainkan orang-orang yang sebelumnya sudah dikenal baik atau teman satu nasib saja
yang membeli. Jadi, jika berpikiran atau punya niat untuk kaya raya dari
tulisan, sebaiknya urungkan niat untuk menulis.
Seperti
apa yang pernah saya dengar dari salah satu penulis ternama yang tak perlu
disebutkan namanya. Ia mengatakan bahwa penulis yang bisa kaya dari tulisannya
hanya ada segelintir dari ribuan atau jutaan penulis (kurang beruntung) lainnya.
Saya tegaskan kurang beruntung sebab terlalu kasar jika digunakan diksi gagal.
Karena menurut saya tidak ada penulis yang gagal. Sebab, menulis adalah
refleksi diri untuk mencurahkan isi hati, keresahan, informasi dan lain-lain.
Jika ada penulis yang merasa ia gagal menjadi seorang penulis, berarti ada yang
salah dengan niat yang ia bangun untuk menulis. Tentu tidak salah jika niat
menulis agar bisa kaya raya seperti penulis-penulis besar lainnya. Bahkan ingin
dikenal banyak orang. Akan tetapi, semakin tinggi niat yang kau bangun justru
akan semakin membuatmu cepat patah arang jika apa yang diimpikan tak kunjung
didapatkan.
Kembali
ke acara tersebut. Dalam acara yang digelar pada salah satu kafe di Kuala Dua
itu, tampak semangat yang begitu luar biasa ditunjukan oleh beberapa anggota
club Raya Aksara. Bahkan salah satu anggota dengan semangat berapi-api menyampaikan
sekaligus mengapresiasi keempat penulis muda yang sedang melaunching buku
mereka. Ia juga membakar semangat kaum muda untuk tetap membaca dan menulis. Dalam
ucapannya itu, ia juga sempat mengutip kalimat yang ada di salah satu banner
yang mengatakan “Jika ingin tetap hidup menulislah, jika ingin bersenang-senang
menjauhlah dari buku” kira-kira seperti itu bunyi kalimat yang ia sampaikan. Terlepas
dari itu, dapat dilihat dari semangatnya bahwa ada harapan besar yang ingin ia
sampaikan pada kaum muda. Tentunya, ingin menebarkan virus membaca dan menulis.
Juga mengajak untuk ikut andil dalam memajukan dunia baca tulis di Kalbar. Tugas
mulia namun perlu tenaga lebih untuk tetap konsisten berada di sana. Semoga tugas
mulia itu tidak cepat patah arang dan tetap ada. Tidak padam meski dihujani
berkali-kali (tak maaf, kalimat terakhir sok puitis).
Lewat
tulisan ini, saya hanya ingin menyampaikan selamat (hari jadi) untuk komunitas
Raya Aksara. Salam hormat...
Baca Juga: Pendidikan Sama Rata Sama Rasa, Katanya.
0 Komentar