Terakhir kali kau memesan satu rembulan, pelengkap semangkuk rindu yang kau hidangkan untukku.
"Yang bulat! Yang kuning kemerahan-merahan!" pintamu pada pelayan paling sabar di muka bumi, sebab pesananmu selalu membuatnya repot.
Kendati di toko ini apapun dapat diperoleh, pelayan itu tetap saja cemas menunggu pesananmu.
Tanpa menunggu waktu lama, ia membawakannya, membawakan sebutir rembulan di dalam mangkuk putih bermotif ayam jantan merah. Mangkuk itu sama percis dengan pesanan pertama yang kau taruh di hadapanku.
Kau letakkan lagi pesanan itu di hadapanku, lalu kau beranjak entah ke mana. Aku terpaku menyaksikan semua kejadian itu. Kejadian yang hampir tidak pernah terlintas di kepalaku.
Entah sudah berapa ratus kali rembulan pesananmu itu padam dan menyala bergantian. Dan, yang tak habis pikir ia tak pernah tandas meski telah kulahap berkali-kali.
"Maaf pesanannya tidak bisa ditukar dengan wanita. Kami hanya menyediakan perasaan," kata pelayan itu sebelum berderak menutup pintu toko untuk selamanya.
(Selesai)
16 April 2022
0 Komentar