Epilog

 


Kuletakkan selembar kasih di halaman paling akhir kisah kita.

Tempat di mana kita selesai dan saling melerai.

Segala yang baik, biarlah tetap tinggal.

Pun airmata, cukuplah mengguap dalam bentuk doa.

Mencari jalannya bersama doa-doa lain yang bergelantungan di langit sana.

Barangkali, di antara ketakterhinggaan doa yang belum dijamah semesta, saling bertegur sapa dan saling menemukan jalannya.

Doamu menemukan aminnya, doaku juga.

Mungkin kau juga percaya, bahwa takdir tak pernah tersesat di belantara manapun, begitupula doa-doa kita.


Kita sadar, airmata adalah cara kita meminta cerita baru yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Kita paham, bahwa segala kenangan cukuplah sebagai kisah yang mengajari kita perihal kasih.

Perihal luka, duka.

Perihal tangis, tawa.

Perihal kehilangan.

Perihal semuanya, sampai kita paham

dari awal hingga selesai.


Kuletakkan selembar kasih di halaman paling akhir kisah kita.

Untukmu, yang pernah menjadi rumah paling ramah.

Tempat rindu pecah. Kasih tumpah ruah.

Obat penenang resah.


Kutuliskan selembar kasih

Berisi kisah ke kisah.

Untukmu, kekasih.


Sambas, 2 Juni 2021

Edri Ed


Posting Komentar

0 Komentar