PUISI Edri Ed (Di Tanah Tinggi Ini, Bolehkah Aku Mengeja Matamu)

Di Tanah Tinggi Ini

di tanah tinggi ini

telah tertanam ratusan benih rindu 

yang tumbuh dan berkelebat

merambat di mata dan ingatanmu 

melekat di kayu dan batu

telingamu dipenuhi nyanyian alam dan malam

tubuhmu disekap gelap 


di kepalamu 

di dadamu 

cerita dan peristiwa 

bersemayam dari masa ke masa


pada suatu waktu

dari tanah tinggi ini

kenangan justru menyiksa tubuh lemahmu

menggenangi pelupuk matamu

semua itu, semata tentang rindu yang bertalu di dada dan kepalamu

yang tumbuh dan berakar


semakin hari semakin besar

ketika kau rebah dan lelah

terkapar di peristirahatanmu

menunggu waktu memunguti sisa-sisa 

yang masih tersisa di tubuhmu

segalanya akan menjadi telah atau pernah 

dan semuanya adalah harta kekayaan yang kau miliki 

hingga mati. 


Bengkayang, 8 September 2021

Di Puncak Gunung Bawang


Bolehkah Aku Mengeja Matamu

bolehkah aku mengeja matamu

yang hitam dan kelam 

dan penuh pertanyaan 


bolehkah aku mengeja matamu

yang ragu dan layu

dan kepura-puraan


bolehkah aku mengeja matamu

barangkali rindu telah hidup dan berakar di dadamu 

mengalir pada lekak-lekuk wajahmu

dan kau tak pernah benar-benar mampu membasuh masa lalu

bahkan ketika malam sisa separuh

tubuhmu kerap rubuh 

oleh ingatan yang masih utuh


sungguh, telah kueja satu persatu

yang tumpah di pipimu

yang tumbuh di hatimu

yang berakar di sela-sela 

matamu


Sambas, 26 Des 2021




Posting Komentar

0 Komentar