
Rembulan yang Melukis Senyummu
aku mendongak takjub pada langit
rembulan nyala terang
remang-remang telah meleleh entah sejak kapan
apakah Tuhan tengah menyuci bumi dengan keringat para pecinta kenangan-yang saban malam tak henti meminta
oh kekasih, masih kupungut sisa-sisa senyummu yang berhamburan di antara gemintang dan malam-yang menghujani kepalaku dengan siluet wajahmu
tengah malam buta
lorong-lorong senyap dan berdebu
sepi
aku berdiri sendiri
pendar gemintang berdesakan mencari ruang
rembulan penuh memayungi keheningan
sementara, tubuhku basah
buncah airmata berderai doa
dan manusia-manusia lelah telah lelap bermimpi
menumpuk tenaga untuk dihancurkan lagi
memerah tubuh mereka sendiri hingga mati
oh kekasih, masihkah getar dadaku terdengar ketika diam-diam kulantunkan kasih pada semesta
masihkah kau ingat saat cahaya rembulan tumpah di wajahmu malam itu
masihkah kau ingat pelukku yang beradu hangat malam itu
aku mendongak takjub
pada rembulan yang melukis senyummu.
Sambas, 24 Juli 2021
Pasar
di sini
tawa-menawa adalah bahasa cinta
untuk memangkas harga penuh menjadi separuh
menakar untung rugi sampai jadi
pintar-pintarlah
pinta-pintalah
sebab, kau bisa saja dibodohi habis-habisan
atau kau bisa saja merasa membodohi
segala peristiwa acak terjadi di sini
tengah malam buta
jutaan pengharapan masih basah di dinding dan jalannya yang
lelah
lelah
jalannya yang rebah
tempat peluh tumpah dan lirih nyanyian sunyi telapak kaki
di sini
ada doa-doa yang masih bergelantung bingung
melekat di tembok
meratap di tali-temali
di sini
ada airmata yang sejak siang tadi dijatuhkan diam-diam
masih menggenang di lorong dan gorong
di sini
ada rindu yang belum selesai
atau memang tak akan pernah
di lapak-lapak lapuk
harapan enggan dirubuhkan
di pasar ini
ada cerita yang tak pernah tuntas dibaca berkali-kali
berkali-kali.
Pasar Sekura, 28 Juli 2021
Baca juga; puisi ajari aku aku telah
Hujan Bulan Sapardi
telah usai bulan Juni tahun ini
kita terus saja dibayangi hujan bulan Sapardi
seperti doa-doa dari surga yang tak pernah selesai dikirimnya
ia lekat
terpasung di kepala
hingga tahun-tahun berikutnya
cintanya tetap sederhana
seperti rintik rindunya
yang dirahasiakannya kepada pohon berbunga itu
seperti ia menghapus jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Sambas, 1 Juli 2021
pict: @studio32b
0 Komentar